Selasa, 13 Desember 2016

Untuk direnungkan

  Perbincangan mengenai setan begitu ramai diperbincangkan di dalam kehidupan keseharian kita saat ini. Kita bisa melihat betapa ramainya industri perfilman yang menampilkan sosok setan yang menyeramkan seperti kuntil anak, pocong, drakula, vampir, zombie, sundel bolong dan lain sebagainya. Menariknya, sosok setan di tiap negara berbeda-beda dengan tingkat keseraman yang berbeda-beda.
      Sosok setan yang sering kita lihat ini sudah tidak asing lagi bagi kita, bahkan sosok akan setan-setan yang menyeramkan ini sudah kita ketahui sejak kita masih anak-anak dulu, sehingga seiring berjalannya waktu sampai seseorang tumbuh dewasa sosok akan setan ini pun semakin menguat di alam pikiran hampir setiap orang. Sampai-sampai banyak orang yang memiliki ketakutan berlebih, misalnya pada saat tinggal di rumah sendirian, melewati kuburan di malam hari, berada di antara pepohonan besar. Kebanyakan dari mereka berasumsi bahwa setan dengan sosok yang menyeramkan itu sekonyong-konyong akan menyerang dan mengganggu mereka sebagaimana yang sering ditampilkan layar televisi.  
      Pertanyaannya, benarkah setan adalah yang demikian?
      Sekarang coba renungkan, rasakan dan tanyakanlah pada diri sendiri, saat kita sedang berada pada satu situasi dimana terdapat kesempatan bagi kita untuk melakukan tindakan yang tidak baik seperti misalnya korupsi, pemerkosaan, perselingkuhan, mengambil barang milik orang lain, pertikaian, menipu orang lain, rasa dendam, dengki, benci terhadap orang yang mungkin pernah menyakiti kita, terjadinya orang saling bunuh-membunuh satu sama lain dengan sebegitu bengisnya dan masih banyak lagi   
      Sekarang coba renungkan sedikit peristiwa-peristiwa di atas. Adakah peristiwa tersebut terjadi karena ada orang lain yang membisikan / memerintahkannya? Adakah teman kita yang menyebabkan kita berbuat demikian? Atau justru adakah setan dengan rupanya yang menyeramkan itu yang memerintahkan kita berbuat demikian? Sebenarnya darimana bisikan-bisikan itu  berasal, dari luar atau dari dalam? Sebenarnya kita dapat merasakan dan menjawabnya sendiri.
      Coba sekarang renungkan, dari manakah bisikan-bisikan itu berasal dan dimanakah sumbernya? Kalau sudah, sekarang coba renungkan siapakah sosok setan yang sebenarnya? yang di pohon-kah atau yang di dalam dada setiap insan-kah?
      Silahkan cari tau sendiri dengan melakukan dialog dengan diri kita masing-masing. Semoga bermanfaat... 

Rabu, 19 Oktober 2016

Contoh kasus anoreksia nervosa serta cara penanggulangannya

Contoh kasus:

    Lynne, 24 tahun, dikirim ke bangsal psikiatri sebuah rumah sakit umum untuk mendapatkan penanganan terhadap anoreksia nervosa. Meskipun ia merasa tidak merasa ada yang salah dengan dirinya, namun orangtuanya telah berkonsultasi dengan seorang psikiater, dan mereka bertiga memberinya pilihan untuk dirawat di rumah sakit atas keinginan sendiri atau dirawat dengan paksa. 

     Saat itu berat badan Lynne hanya sekitar 35 Kg dengan tinggi sekitar 165 cm. Ia tidak mengalami menstruasi selama tiga tahun dan memiliki berbagai masalah kesehatan-hipotensi (tekanan darah rendah yang tidak normal), denyut jantung yang tidak teratur dan sangat rendahnya kadar potasium dan kalsium. 
     Lynne mengalami beberapa episode penurunan berat badan yang dramatis, dimulai pada usia 18 tahun ketika ia mengalami perceraian dalam perkawinannya yang pertama. Namun, tidak satupun dalam berbagai episode sebelumnya separah episode saat ini, dan ia belum pernah dirawat sebelumnya. Ia sangat takut menjadi gemuk, dan meskipun ia tidak pernah benar-benar mengalami kelebihan berat badan, ia merasa pantat dan perutnya terlalu besar. (ia tetap merasa demikian meskipun berat badannya hanya 35 Kg). Selama periode penurunan berat badan ia sangat membatasi asupan makanan.
     Lynne, perempuan dalam kasus di atas, menderita anoreksia nervosa. Istilah anoreksia  berarti hilangnya selera makan, dan nervosa mengindikasikan bahwa hilangnya selera makan tersebut memiliki sebab emosional. Istilah itu sendiri tidak tepat karena sebagian besar pasien yang menderita anoreksia nervosa secara aktual tidak kehilangan selera makan atau selera mereka terhadap makanan. Secara kontras, seraya melaparkan diri sendiri, sebagian besar pasien gangguan ini menjadi sibuk dengan urusan makanan; mereka dapat membaca buku-buku masakan secara konstan dan menyiapkan aneka makanan untuk keluarga mereka.

Kriteria DSM-IV-TR untuk Anoreksia Nervosa
  • Menolak untuk mempertahankan berat badan normal
  • Meskipun berat badannya sangat kurang, namun mengalami ketakutan yang amat sangat menjadi gemuk
  • Gangguan citra tubuh
  • Pada perempuan yang telah mengalami menstruasi, terjadi amenorea  

Penanganan anoreksia melalui aspek psikologis

     Sejumlah pengobatan psikologis bisa diterapkan untuk mengobati anoreksia. Biasanya pengobatan akan berlangsung selama setengah tahun hingga satu tahun, atau bahkan lebih lama tergantung kepada kondisi pengidap atau tingkat keparahan anoreksia.
     Salah satu contoh metode penanganan anoreksia melalui aspek psikologis adalah melalui terapi perilaku untuk mengubah pola pikir negatif. Perilaku seseorang biasanya merupakan buah dari pola pikirnya. Begitu pula sebaliknya, tingkah laku dapat membentuk pola pikir juga. Banyak hal-hal tidak realistis yang diyakini sebagai sesuatu yang benar oleh pengidap anoreksia. Misalnya mereka merasa harga diri mereka tergantung pada berat badan mereka. Mereka sangat takut diejek atau tidak dihargai lagi oleh orang lain karena dianggap gemuk.
Oleh karena itu, melalui terapi perilaku kognitif, ahli terapi akan berusaha membantu pasien mengubah pemikiran negatif mengenai makanan dan penampilan menjadi suatu pola pemikiran yang positif dan realistis, sehingga diharapkan perilaku menyimpang pasien dapat hilang.
Metode penanganan kedua adalah melalui terapi kognitif analitik dengan menelusuri masa lalu pasien. Terapi ini didasarkan kepada teori yang menyatakan bahwa masalah kesehatan mental termasuk anoreksia disebabkan oleh pola pikir dan tingkah laku tidak sehat yang dibentuk sejak pasien masih kanak-kanak atau remaja.
     Terapi kognitif analitik melibatkan tiga tahapan proses. Tahap pertama adalah reformulasi. Pada tahap reformulasi, biasanya spesialis terapi akan mencari tahu pengalaman pasien pada masa lalu yang mungkin bisa menjadi alasan kenapa pola-pola yang tidak sehat tersebut bisa berkembang. Tahap kedua adalah pengenalan. Seorang ahli terapi akan membantu pasien melihat dan memahami bagaimana pola-pola yang tidak sehat tersebut berkontribusi terhadap anoreksia. Tahap ketiga atau tahap terakhir adalah revisi. Pada tahap ini, sejumlah perubahan yang dapat menghentikan pola-pola yang tidak sehat tersebut diidentifikasi, dikaji, kemudian diterapkan.
     Metode penanganan ketiga adalah dengan terapi interpersonal untuk mengkaji lingkungan penderita.Terapi ini mendasarkan teori kepada hubungan lingkungan dengan anoreksia yang mana lingkungan dan orang di sekitar memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam membentuk keadaan psikologis pengidap. Teori tersebut menyimpulkan bahwa kepercayaan diri yang rendah serta rasa cemas yang dialami pengidap timbul dari interaksinya dengan orang-orang di sekitar. Selama terapi ini, ahli terapi akan berusaha menelaah hal-hal negatif yang berkaitan dengan hubungan interpersonal pasien dan mencari tahu cara mengatasi hal-hal negatif tersebut. 

Peran keluarga sebagai bagian dari pengobatan anoreksia

     Peran keluarga sangat penting bagi kesembuhan pengidap anoreksia karena biasanya keluarga adalah pihak yang paling merasakan dampak anoreksia itu sendiri. Selain harus berusaha memahami kondisi yang sedang dialami pengidap, keluarga juga dapat bekerja sama dengan dokter dalam membantu mempercepat proses kesembuhan.

Penanganan anoreksia dengan menggunakan obat-obatan

    Jika anoreksia hanya diatasi dengan mengonsumsi obat-obatan, biasanya hasilnya tidak akan efektif. Penggunaan obat-obatan baru akan terasa efektif jika dikombinasikan dengan terapi lain. Obat-obatan juga digunakan untuk menangani masalah-masalah psikologis yang terkait dengan anoreksia, seperti depresi dan gangguan obsesif kompulsif.Obat-obatan yang mungkin diberikan antara lain antidepresan, antipsikotik, dan penstabil mood.  Contoh obat-obatan yang biasa diberikan antara lain olanzapine dan selective serotonin reuptake inhabitors (SSRIs). SSRIs merupakan antidepresan. Obat ini dapat membantu meredakan depresi dan rasa cemas terkait anoreksia. Biasanya dokter akan memberikan obat ini jika berat badan pasien telah kembali normal. Pemberian SSRIs kepada pasien dengan berat badan di bawah normal dikhawatirkan akan menimbulkan efek samping buruk. Sedangkan olanzapine merupakan obat yang biasanya diberikan kepada pengidap anoreksia yang tidak merespons kepada metode pengobatan lainnya. Obat ini dapat membantu meredakan rasa cemas yang berkaitan dengan pola makan atau berat badan.
Pengobatan anoreksia tidak dapat dilakukan secara instan. Untuk pulih sepenuhnya, pengidap bisa membutuhkan waktu beberapa tahun karena seiring menjalani pengobatan pun, beberapa dari mereka masih mengalami gangguan makan.
    

Sumber:
Davison, G. C., Neale, J. M., & Kring, A. N. (2014).
    Psikologi abnormal: Edisi ke-9. Jakarta: P
    Rajagrafindo Persada.
http://www.alodokter.com/anoreksia-nervosa
    /pengobatan

Selasa, 04 Oktober 2016

Tugas 1 - Pengertian Sistem Informasi

A. Sistem Informasi
1. Pengertian Sistem Informasi
      Sistem Informasi (SI) adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi untuk mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti yang sangat luas, sistem informasi istilah yang sering digunakan untuk merujuk pada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan untuk merujuk tidak hanya untuk penggunaan organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi dalam mendukung proses bisnis.
      Sistem informasi adalah suatu bentuk sistem komunikasi di mana data direpresentasikan dan diproses sebagai bentuk memori sosial. Sistem informasi juga dapat dianggap sebagai bahasa semi formal yang mendukung orang dalam pengambilan keputusan dan tindakan.
  • Sistem informasi merupakan fokus utama dari studi untuk disiplin sistem informasi dan organisasi informatika.
  • Sistem ini diselenggarakan informasi dari manusia, perangkat lunak, perangkat keras, jaringan komunikasi dan sumber data untuk mengumpulkan, mengubah, dan mendistribusikan informasi dalam sebuah organisasi.
  • Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, kegiatan manajerial dan strategis dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. 
2. Fungsi Sistem Informasi
  • Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.
  • Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis.
  • Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
  • Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi.
  • Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
  • Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem informasi dan teknologi baru.
  • Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem. 
3. Komponen Sistem Informasi 
      Ini terdiri dari komputer, instruksi, fakta yang tersimpan, manusia dan prosedur. SI dapat dikategorikan dalam empat bagian:
  • Sistem Informasi Manajemen
  • Sistem Pendukung Keputusan
  • Sistem Informasi Eksekutif
  • Sistem Pemrosesan Transaksi
4. Sasaran sistem informasi
  • Meningkatkan penyelesaian tugas:  Pemakai harus lebih produktif agar menghasilkan keluaran yang memiliki mutu yang tinggi.
  • Meningkatkan efektivitas secara keseluruhan: Sistem harus mudah dan sering digunakan.
  • Meningkatkan efektivitas ekonomi: Keuntungan yang diperoleh dari sistem harus lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.


    B. Sistem Informasi Psikologi
          Jadi, menurut hemat saya Sistem Informasi Psikologi (SIP) adalah suatu keseluruhan uraian tentang ilmu yang mempelajari tentang hubungan ilmu Psikologi dengan Sistem Informasi yang berkaitan dengan tata cara penggunaan komputer dalam ranah Psikologi. Di dalam Sistem Informasi Psikologi ini pula terdapat informasi yang berisi mengenai ilmu Psikologi yang dapat difungsikan sebagai suatu sarana untuk melakukan suatu Penelitian atau pengambilan data tes Psikologi (komputerisasi alat tes) dalam kehidupan dunia teknologi.
    Sumber:  
    http://www.dosenpendidikan.com/12-pengertian-dan-fungsi-sistem-informasi-menurut-para-ahli/ 
    http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-sistem-informasi-menurut.html

    Pengantar Sistem Informasi Psikologi

    A. Sistem Informasi
    1. Pengertian Sistem Informasi
          Sistem Informasi (SI) adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi untuk mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti yang sangat luas, sistem informasi istilah yang sering digunakan untuk merujuk pada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan untuk merujuk tidak hanya untuk penggunaan organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi dalam mendukung proses bisnis.
          Sistem informasi adalah suatu bentuk sistem komunikasi di mana data direpresentasikan dan diproses sebagai bentuk memori sosial. Sistem informasi juga dapat dianggap sebagai bahasa semi formal yang mendukung orang dalam pengambilan keputusan dan tindakan.
    • Sistem informasi merupakan fokus utama dari studi untuk disiplin sistem informasi dan organisasi informatika.
    • Sistem ini diselenggarakan informasi dari manusia, perangkat lunak, perangkat keras, jaringan komunikasi dan sumber data untuk mengumpulkan, mengubah, dan mendistribusikan informasi dalam sebuah organisasi.
    • Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, kegiatan manajerial dan strategis dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. 
    2. Fungsi Sistem Informasi
    • Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.
    • Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis.
    • Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
    • Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi.
    • Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
    • Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem informasi dan teknologi baru.
    • Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem. 
    3. Komponen Sistem Informasi 
          Ini terdiri dari komputer, instruksi, fakta yang tersimpan, manusia dan prosedur. SI dapat dikategorikan dalam empat bagian:
    • Sistem Informasi Manajemen
    • Sistem Pendukung Keputusan
    • Sistem Informasi Eksekutif
    • Sistem Pemrosesan Transaksi

    4. Sasaran sistem informasi
    • Meningkatkan penyelesaian tugas: Pemakai harus lebih produktif agar menghasilkan keluaran yang memiliki mutu yang tinggi.
    • Meningkatkan efektifitas secara keseluruhan: Sistem harus mudah dan sering digunakan.
    • Meningkatkan efektifitas ekonomi: Keuntungan yang diperoleh dari sistem harus lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.
    B. Sistem Informasi Psikologi
          Jadi, menurut hemat saya Sistem Informasi Psikologi (SIP) adalah suatu keseluruhan uraian tentang ilmu yang mempelajari tentang hubungan ilmu Psikologi dengan Sistem Informasi yang berkaitan dengan tata cara penggunaan komputer dalam ranah Psikologi. Di dalam Sistem Informasi Psikologi ini pula terdapat informasi yang berisi mengenai ilmu Psikologi yang dapat difungsikan sebagai suatu sarana untuk melakukan suatu Penelitian atau pengambilan data tes Psikologi (komputerisasi alat tes) dalam kehidupan dunia teknologi.
     
    Sumber:  
    http://www.dosenpendidikan.com/12-pengertian-dan-fungsi-sistem-informasi-menurut-para-ahli/ 
    http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-sistem-informasi-menurut.html

    Sabtu, 18 Juni 2016

    Tugas IV Psikoterapi

    Review Psikoterapi
    1. Terapi Psikoanalisa
    Terapi Psikoanalisa merupakan suatu teknik atau metode terapi yang dibuat oleh Sigmund Freud untuk menangani gejala-gejala kecemasan yang bersifat neurotik yang bersumber dari alam ketidaksadaran (unconsciousness) seseorang. Freud berpendapat bahwa segala konflik-konflik internal yang terjadi pada diri seseorang merupakan manifestasi dari pikiran masa lalunya, terutama yang terjadi pada awal kehidupan seseorang dimana adanya suatu insting-insting yang tidak tersalurkan tersebut membuat timbulnya suatu kecemasan-kecemasan neurotik pada seseorang.
    Kelebihan terapi:
    Terapi ini dapat digunakan untuk membongkar pengalaman-pengalaman masa lalu klien yang tidak menyenangkan serta menemukan solusi atas permasalahan yang dialami oleh klien. Karena sesungguhnya konflik-konflik masa lampau yang telah dilalui di dalam hidup seseorang belum tentu hilang atau sembuh secara total, akan tetapi konflik masa lampau itu sebenarnya ditekan oleh seseorang dan masuk ke alam bawah sadar sehingga mempengaruhi alam kejiwaan seseorang. 
    Kekurangan:
    Kekurangan terapi psikoanalisa dari Freud ini adalah orientasinya yang hanya berfokus pada konflik dan masa lalu saja, tanpa melihat orientasi masa kini maupun masa depan klien.

    2. Terapi Humanistik Eksistensialis
    Pada terapi humanistik eksistensialis ini, klien difokuskan pada potensi-potensi terpendam yang dimiliki oleh setiap manusia dengan tujuan untuk mengaktualisasikannya. Maka dengan begitu, perilaku seseorang akan selalu dimotivasikan oleh pilihan-pilihan maju (growth motivation) sehingga setiap manusia akan menyadari akan harta terpendam yang ada di dalam dirinya sehingga mereka akan menjadi manusia yang senantiasa selalu dimotivasikan oleh keinginan untuk maju dan sehat secara mental.
    Kelebihan:
    Dengan terapi ini, terapi berusaha meyakinkan klien bahwa  kita semua setiap manusia memiliki kemungkinan untuk dapat mencapai taraf tertinggi dari eksistensi mansia, hanya tinggal bagaimana kita menyadarinya dan berusaha untuk berperilaku yang bisa mendekatkan jiwa kita ini ke arah aktualisasi diri.
    Kelemahan:
    Karena terapi ini lebih berfokus pada kelebihan serta keunggulan dari eksistensi seorang manusia, maka terapi ini tidak mencari permasalahan kejiwaan pada masa lalu klien yang menjadi penyebab gangguan yang dialami oleh klien.

    3. Terapi yang Berpusat pada Klien
    Clien centered therapy yang dipelopori oleh Carl Rogers ini memusatkan pada menerima dan mengakui diri sebagaiamana adanya serta menyadarkan agar senantiasa insight yang ada pada jiwa klien dapat tersalurkan sehingga dengan begitu maka klien akan dapat berfokus pada kekuatan diri, melihat diri dengan kacamata optimisme, berlaku secara empati, dan menjadikan diri sebagai sumber pemecahan dari segala problema yang dihadapi.
    Kelebihan:
    Menyadarkan klien bahwasanya segala permasalahan, gangguan mampun peristiwa-peristiwa di dalam hidup ini akan dapat diatasi dengan memaksimalkan segala potensi yang bersumber dari dalam diri sendiri serta membuka kesadaran klien untuk menerima real-self sebagaimana adanya.
    Kekurangan:
    Terapi ini sangat berfokus pada keberpusatan diri, sehingga hal ini dapat membuat klien hanya berorientasi pada diri saja dalam menyelesaikan segala permasalahan sehingga klien tidak fleksibel dalam menangani segala permasalahan-permasalahan yang ada dengan mengakses cara-cara yang berebeda seperti misalnya menyerahkan segala permasalah dengan berpasrah kepada sumber kekuatan terbesar di alam raya ini, yakni Tuhan.

    4. Logoterapi
    Terapi yang dipelopori oleh Vicotr Frankl ini berfokus kepada pencarian akan makna dibalik setiap peristiwa-peristiwa kehidupan yang terjadi. Frankl meyakini bahwa manusia yang sehat secara mental adalah manusia yang dapat menemukan arti dan makna dibalik setiap peristiwa-peristiwa yang di alami oleh menusia selama hidupnya. 
    Kelebihan:
    Terapis berusaha untuk membuat klien menyadari bahwa dibalik peristiwa yang dihadapi (misalnya: bencana tsunami) pasti akan terselip sebuah makna yang penuh dengan makna dibaliknya, sehingga dengan begitu maka seseorang akan memandang segala peristiwa di dalam kehidupannya sebagai suatu periode dimana manusia akan semakin tumbuh menjadi manusia yang semakin sehat dan bukan sebaliknya.
    Kekurangan:
    Terkadang dalam relung jiwa setiap manusia, terdapat suatu pemikiran-pemikiran atau persepsi yang berbeda-beda, atau dapat dikatakan subjektif, sehingga meskipun terselip sebuah makna pada suatu peristiwa, akan tetapi belum tentu setiap jiwa bisa menemukan sebuah arti dan makna dibalik setiap peristiwa-peristiwa yang dihadapi sepanjang hidupnya.

    5. Rational Emotive Therapy
    Terapi ini berfokus pada bagaimana terapis mengkonfrontasi, mengubah atau bahkan melawan segala bentuk pemikiran-pemikiran klien yang irasional. Dengan metode ini klien diajak untuk berdiskusi dan kemudian megakui bahwasanya yang menjadi pokok permasalahan yang dihadapi oleh klien bukan pada stimulus atau sesuatu yang berada diluar dirinya, akan tetapi pemikirannya yang sedemikian rupa yang membuat pola pikirnya sendiri menjadi sangan irasional.
    Kelebihan:
    Klien yang pada awalnya memiliki pemikiran-pemikiran irasional terhadap sesuatu yang menjadi permasalahannya, kini diajak berdiskusi dengan terapis agar senantiasa pemikiran irasionalnya itu berubah menjadi sesuatu yang rasional.
    Kekurangan:
    Terkadang  realita permasalahan serta persepsi serta persepsisetiap manusia sangat berbeda, sehingga terkadang masalah yang menjadi fokus pembahasan menjadi kabur, diakibatkan pandangan serta pengalaman antara klien dengan terapis yang berbeda sehingga hal ini dapat menjadi kesalahan dalam menganalisa sebuah permasalahan tertentu yang dihadapi oleh klien.

    6. Terapi Perilaku
    Terapi ini dirancang untuk melakukan penghapusan (extinction) terhadap perilaku-perilaku yang bersifat maladaptif atau terhadap perilaku yang tidak diinginkan dengan menggantinya dengan respon baru yang lebih adaptif dan konstruktif.
    Kelebihan:
    Terapis dapat memberikan pembelajaran-pembelajaran kepada klien untuk senantiasa berperilaku adaptif dan dapat menghilangkan perilaku-perilaku yang tidak menyenangkan dengan cara memberikan hukuman secara berulang-ulang, sehingga dengan begitu maka perilaku maladaptif yang menjadi repson klien akan diganti dan diubah menjadi perilaku yang lebih adaptif.
    Kekurangan: 
    Perubahan perilaku pada suatu organisme pada dasarnya kurang mendalam sifatnya, karena perubahan pada teknik ini hanya didasarkan pada proses belajar, bukan pada kesadaran dari dari relung jiwa terdalam seseorang (insight).

    7. Terapi Kelompok
    Pada terapi kelompok ini klien yang memiliki masalah yang sama, secara bersama-sama diajak untuk berdialog dan bertukar pikiran untuk dapat ditemukan benang merah sebagai solusi dari sebuah permasalahan yang dihadapi oleh anggota terapi kelompok yang bersangkutan.
    Kelebihan:
    Menemukan solusi terhadap suatu permasalahan secara objektif; yakni dimana masalah orang-orang di dalam suatu kelompok yang bersangkutan dirubah dan diatasi dengan cara yang sama.
    Kekurangan:
    Kesulitan dalam berkomonikasi satu sama lain dengan anggota kelompok lainnya membuat komunikasi seseorang jadi kurang terintegrasi dengan anggota kelompok lainnya sehingga menyebabkan rasa kurang nyaman antar anggota pada suatu sesi terapi kelompok tertentu.